Senin, 26 Januari 2015

Makassar


Beberapa kali hanya menjadikan kota ini sebagai pemberhentian sementara saat akan menuju timur Indonesia. Akhirnya, saya menyaksikan juga keindahan beberapa sudut kota yang terkenal dengan cotonya ini walaupun tetap hanya menjadi pemberhentian sementara karena tujuan utama saya adalah ke sebuah pantai di satu kabupaten Bulu Kumba, Tanjung Bira - akan diulas tersendiri berikutnya.

Satu hari cukup untuk menjelajahi ikon-ikon kota ini. Tujuan pertama adalah Fort Rotterdam, sebuah komplek administrasi peninggalan Belanda, yang masih terjaga dengan sangat baik. Di bagian depan, sebuah patung pahlawan menunggang kuda dan jajaran huruf FORT ROTTERDAM diantara taman kecil. Untuk masuk ke komplek ini tidak ada patokan harga. Kita hanya membayar sukarela. sampai di dalam, sebuah bangunan berdiri kokoh di tengah di kelilingi bangunan-bangunan lain yang bentuknya lebih panjang. Rerumputan dan pohon bunga membuat asri komplek ini. Kita bisa mengelilingi komplek ini tanpa batas. Ruang tahanan yang berada di sebelah kanan pintu masuk. Bagian belakang yang meninggi untuk melihat lingkungan sekitar komplek. Kita juga bisa membeli beberapa souvenir seperti kaos atau kerajinan lainnya di dalam komplek ini yang dikelola oleh pihak museum. Jika kita membawa wisman, disana juga disediakan pemandu dengan bahasa yang sesuai dengan wisman.


Dari tempat ini, kita bisa menuju ke tempat yang menjadi ikon kota ini, Losari. Dengan berjalan kaki hanya membutuhkan waktu 10 sampai 15 menit. Datanglah pada sore hari. Sunset di Losari akan membuat anda menahan nafas. Terlebih saat sinar matahari kemerahan mengintip dianatara jajaran huruf berukuran besar seperti gambar di bawah ini. menakjubkan.

Kuliner? Jangan khawatir. Jajaran hidangan khas Makassar sudah menunggu anda. Pisang Epe, berjajar disepanjang Losari dengan tempat yang nyaman. Kita bisa menikmati pisang epe tanpa harus kehilangan momen sunset.
Pemandangan lain yang tidak kalah menarik untuk anda ceritakan ketika mengunjungi tempat ini adalah sebuah mesjid apung yang terletak di ujung Losari. Dengan kubah biru mesjid ini menjadi sangat kontras dengan cat merah di tulisan Makassar.

Hanya saja ada sedikit masalah yang sangat mengganggu. Sampah. Tersebar di seluruh komplek ini sampai mengapung di air laut. Sayang sekali ya. Ayo kita jaga keindahan negeri kita dengan tidak membuang sampah sembarangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar