Rabu, 25 Februari 2015

Berlin, Germany



 Nopember 2014, kali pertama saya menginjakkan kaki di negeri Beruang, Jerman, lebih tepatnya kota Berlin selama 3 minggu. Banyak yang mempertanyakan mengapa saya 'berani' pergi kesana pada musim dingin. Faktanya, sungguh menarik mengunjungi kota-kota di Eropa pada musim ini. Disamping saya ingin sekali merasakan dan melihat secara langsung salju (walaupun saya tidak sempat melihat dan merasakannya). Bagi saya yang berasal dari negara dengan hanya dua musim, melihat pemandangan pepohonan gundul dan hamparan daun mapel menjadi ketertarikan tersendiri. Langit abu-abu sepanjang hari. Siang hari yang yang pendek. Dan tentu saja hembusan angin yang sangat dingin yang mengharuskan saya memakai baju berlapis lengkap dengan sarung tangan dan topi.

Tempat Ibadah

Saya sempat mendatangi 3 tempat ibadah, Sinagog (tempat ibadah Yahudi), Gereja (tempat ibadah Kristen) dan tentu saja Masjid. Masing-masing tempat ini memiliki kesan masing-masing bagi saya. Sinagog, bangunan yang terletak dipinggir jalan ini cukup megah. Berdempetan dengan bangunan lain, tidak menjadikan tempat ibadah ini menjadi biasa. Warna emas yang dominan di seluruh gedung hingga kubah membuat bangunan ini cukup atraktif. Penjagaan di luar bangunan ini juga cukup ketat.

Berliner Dom, tempat ibadah umat kristen yang menjadi salah satu ikon di pusat kota Berlin ini setiap hari ramai dikunjungi wisatawan. Berbeda dengan Sinagog yang dominan berwarna emas, Berliner Dom ini didominasi oleh warna perak dengan kubah berwarna hijau. Warna ini akan terlihat menjadi lebih menarik pada malam hari.

Masjid Indonesia (masjid Al-Falah) adalah sebutan masjid yang dikelola sepenuhnya oleh orang Indonesia (IWKZ) yang bermukim disana. Tampilan masjid ini sangat menarik. Berada di lantai dasar sebuah apartemen (dua ruang apartemen menjadi satu) membuat masjid ini tidak tampak seperti masjid dari luar. Yang menarik, di masjid ini menjadikan momen sholat Jumat menjadi ajang temu kangen orang Indonesia dan kangen makanan khas Indonesia, tentunya, dengan membayar 2,5 Euro. Oia, tempat ini juga bukan hanya menjadi sarana ibadah tapi juga merupakan sarana pengenalan budaya bagi orang-orang Jerman.



 Tempat Wisata

Taman memoriam korban tembok Berlin ini berisi beberapa situs. Foto-foto korban yang terpampang dihiasi oleh bunga-bunga putih disetiap fotonya. Salib kayu dengan tugu peringatan juga menjadi aset wisata yang menarik. Ada juga skema dan bekas-bekas reruntuhaan tembok berlin. Di belakang taman ini, komplek makam ala Eropa yang cantik dengan patung, bunga yang berwarna dan pepohonan rimbun.

Taman lain yang juga menarik adalah tempat dimana sejarah kaum Yahudi di Berlin. Kolase berukuran besar dan patung beberapa sosok manusia (yang merupakan simbolisasi kaum Yahudi) di bagian depan. Memasuki taman ini, beberapa pengumuman dengan bahasa Jerman dan Inggris dan Pepohona besar di antara jalan setapak menuju ke dalam taman. Cocok untuk anda yang suka berburu poto dan berselfie ria.


 Sepeda

Kota ini sangat ramah bagi pemakai sepeda. Terlihat Berliner (sebutan penduduk Berlin) sangat nyama menggunakan alat transportasi tanpa mesin ini. Banyak sepeda yang terparkir di pinggir-pinggir jalan terikat pada tiang ataupun pohon. Bagi penyuka Fotograpi, objek ini sangat menarik untuk menjadi sasaran objek foto dari berbagai sisi.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar